Selasa, 13 Januari 2009

Tami si Kucing


Ayah Faza masih belum punya rumah sendiri. Selama ini Faza dilahirkan dan dibesarkan di rumah nenek Faza. Di rumah nenek banyak kucingnya lho. Satu, dua, tiga, empat, lima, ya...lima kucing. Si Epa, si Ito, si Riki, si Tomi, dan si Tami.

Kata ayah, Epa adalah kucing tertua di rumah nenek. Usianya kurang lebih sudah 4 tahun. Epa adalah ibu sekaligus nenek buat kucing-kucing lainnya. Satu-satunya anak yang tersisa dari kelahiran pertama adalah si Ito alias Itam Total (hitam total). Sedangkan sisanya adalah cucu si Epa.

Tomi dan Tami adalah bersaudara. Walaupun begitu, tubuh si Tomi lebih bongsor daripada Tami. Bukan karena si Tomi lebih rakus, tapi mungkin karena si Tami sering sakit-sakitan semenjak dilahirkan.

Nah, teman-teman, tadi subuh, kucing Faza bertambah lagi menjadi delapan ekor. Satu ekor putih total! Wah...senangnya. Si putih nyaris saja mati, untung ayah Faza segera menyelamatkannya. Dasar si Tami kucing yang linglung sih. Dia melahirkan di sembarangan tempat, si putih di ember, si belang hitam putih di kursi.

Begitu tahu Tami melahirkan, ayah segera membongkar gudang untuk mencari kotak. Untunglah ayah dapat menemukan sebuah kardus bekas air mineral. Akhirnya Tami dan kedua anaknya ayah satukan di situ. Pagi-pagi sekali nenek menemukan anak Tami berjumlah 3 ekor.

Hmm....kira-kira nih, teman-teman punya ide tidak untuk nama-nama mereka? Hanya sayang, Faza belum tahu jenis kelamin ketiganya....

1 komentar: