Jumat, 30 Januari 2009

Faza dan si Kodok



Entah sejak kapan, Faza takuuutttt sekali dengan yang namanya kodok. Baik kodok di belakang, disamping, ataupun di depan rumah... bahkan kodok mainan sekalipun.

Gimana caranya supaya tidak takut lagi yaa???....

Rabu, 28 Januari 2009

Faza dan Kumbang Tutul



Di depan rumah nenek Faza ada serumpun tumbuhan yang kata Bunda disebut juga tanaman Buas-buas. Daun buas-buas ini biasa di masak oleh Nenek dan Bunda Faza sebagai sayuran untuk menemani makan nasi.

Di daun buas-buas, biasanya kita akan menemukan beberapa ekor kepik yaitu kumbang kecil berbentuk belahan bola, berwarna merah atau jingga dan berbintik-bintik hitam. Bisa kita sebut dengan Kumbang Tutul atau Lady Bug.

Biasanya, saat sore, Ayah Faza membawa Faza ke depan rumah nenek untuk bermain dengan Lady Bug. Pada awalnya Faza takut untuk menyentuhnya. Sekarang Faza sudah tidak takut lagi. Tapi, Faza musti hati-hati, biasanya bila Lady Bug merasa cemas, ia akan mengeluarkan kotorannya. Hihihi........

Selasa, 13 Januari 2009

Tami si Kucing


Ayah Faza masih belum punya rumah sendiri. Selama ini Faza dilahirkan dan dibesarkan di rumah nenek Faza. Di rumah nenek banyak kucingnya lho. Satu, dua, tiga, empat, lima, ya...lima kucing. Si Epa, si Ito, si Riki, si Tomi, dan si Tami.

Kata ayah, Epa adalah kucing tertua di rumah nenek. Usianya kurang lebih sudah 4 tahun. Epa adalah ibu sekaligus nenek buat kucing-kucing lainnya. Satu-satunya anak yang tersisa dari kelahiran pertama adalah si Ito alias Itam Total (hitam total). Sedangkan sisanya adalah cucu si Epa.

Tomi dan Tami adalah bersaudara. Walaupun begitu, tubuh si Tomi lebih bongsor daripada Tami. Bukan karena si Tomi lebih rakus, tapi mungkin karena si Tami sering sakit-sakitan semenjak dilahirkan.

Nah, teman-teman, tadi subuh, kucing Faza bertambah lagi menjadi delapan ekor. Satu ekor putih total! Wah...senangnya. Si putih nyaris saja mati, untung ayah Faza segera menyelamatkannya. Dasar si Tami kucing yang linglung sih. Dia melahirkan di sembarangan tempat, si putih di ember, si belang hitam putih di kursi.

Begitu tahu Tami melahirkan, ayah segera membongkar gudang untuk mencari kotak. Untunglah ayah dapat menemukan sebuah kardus bekas air mineral. Akhirnya Tami dan kedua anaknya ayah satukan di situ. Pagi-pagi sekali nenek menemukan anak Tami berjumlah 3 ekor.

Hmm....kira-kira nih, teman-teman punya ide tidak untuk nama-nama mereka? Hanya sayang, Faza belum tahu jenis kelamin ketiganya....

Senin, 12 Januari 2009

Putri Malu


Hari minggu yang lalu (11 Januari 09), Faza bersama ayah dan ibu berlibur ke Sebadu. Kakek Faza memiliki sebuah bendungan di sana. Di bendungan itu, kakek memelihara ikan.

Sebenarnya kami datang ke sana untuk memanen ikan kakek. Namun sayang kami datang terlambat. Ikan telah dipanen beberapa hari sebelumnya oleh kakek.

Disana, Faza juga bertemu dengan beberapa saudara yang satu-dua tahun lebih tua dari Faza. Mereka sudah bisa berlari-lari, sedangkan Faza masih digendong atau berjalan dengan dibimbing oleh ayah dan bunda.

Teman-teman, di sana Faza memiliki pengalaman baru lho. Ayah mengenalkan Faza dengan Putri malu. Putri malunya selalu merunduk dan menutup dirinya saat Faza sentuh. Waaaa... Aneh yaa.... hihihihihi

Kapan-kapan Faza akan bermain ke sana lagi.